Kenali Keputihan yang melanda anda!


Bismillah...walau byk keje ari ni tapi ibu nk share jugak tentang masalah yang sentiasa berdamping dengan kaum wanita..( berdamping) mcm horror jer perkataan. Oke..memang betul lah..keputihan ni sering dianggap remeh oleh setengah wanita,gadis,remaja...kenapa?? sebab mereka tak rasa lagi keputihan yang melampau tu. Ibu pernah la jumpa kes y zaman sekolah dia akibat tak menjaga pakaian dalaman dia menyebabkan beliau alami kegatalan yang teramat sgt sampai tak boleh tidor..hhuhuh...seksa woooo!



baiklah..ibu ada buat beberapa research mengenai keputihan dan ibu ada juga tahu beberapa jenis keputihan yang sebenarnya kita ingat tak ade jenis...ohh...yes..ada! Jom baca.

Penyebab Keputihan

Faktor kebersihan yang kurang baik. Kebersihan di darerah vagina haruslah terjaga dengan baik. Jika, daerah vagina tidak dijaga kebersihannya akan menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya keputihan. Hal ini menyebabkan kelembaban vagina mengalami peningkatan dan hal ini membuat penyebab infeksi berupa bakteri patogen akan sangat mudah untuk menyebarnya.
Stress. Semua organ tubuh kinerjanya di pengaruhi dan dikontrol oleh otak, maka ketika reseptor otak mengalami kondisi stress hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan keseimbangan hormon -hormon dalam tubuh dan hal ini dapat menimbulkan terjadinya keputihan.
Penggunaan ubat-ubatan. Penggunaan obat antibitok dalam jangka lama boleh menyebabkan sistem imunisasi pada tubuh wanita, dan obat antibiotik biasanya dapat menimbulkan keputihan. Sedangkan gangguan keseimbangan hormonal dapat juga disebabkan oleh penggunaan pil perancang.                
Keputihan yang disebabkan oleh kulat, parasit, bakteri dan virus

Kulat Monilia atau Candidas. Bercirikan memiliki warna putih seperti susu, cairannya sangat kentar, kadang-kadang spt susu basi, sangat berbau tidak seda dan menimbulkan rasa gatal pada sekitar daerah vagina. Hal ini dapat menyebabkan vagina mengalami radang dan kemerahan. Biasanya hal ini juga dipicu oleh adanya penyakit kencing manis, penggunaan pil KB, serta tubuh yang memiliki daya tahan rendah.

Seperti keju cottage
Cairan putih yang berbentuk gumpalan bisa menunjukkan ada infeksi kulat. Karena kulat suka dengan yang hangat-hangat, gelap, lingkungan yang lembab, dan apapun yang membuat zona V Anda berpeluh.
Jika Anda rentan mengalami infeksi kulat, hindari mengenakan panty ketat sintetis dan legging, berolahraga tanpa mandi setelahnya, dan meninggalkan baju renang basah selama berjam-jam. Antibiotik juga bisa menjadi penyebab karena bisa membunuh bakteri yang baik di dalam vagina yang membuat ragi, konsumsi probiotik untuk membalikkan efeknya.

Parasit Trichomonas Vaginalis

Terjadi dan disebabkan melalui hubungan seks, bibir kloset atau oleh perlengkapan mandi. Memiliki ciri, cairan yang keluar sangat kental, memiliki warna kuning atau hijau, berbuih dan berbau anyir. Keputihan akibat parasit tidak menimbulkan gatal, tapi jika ditekan vagina akan terasa sakit

Bakteri Gardnella

Keputihan akibat infeksi bakteri ini memiliki ciri berwarna keabuan, sedikit cair, memiliki bau hamis dan berbuih. Keputihan jenis ini dapat menimbulkan rasa gatal yang sangat menggangu.

Virus

Keputihan jenis ini timbul akibat penyakit kelamin, seerti HIV/AIDS, herpes dan conyloma. Timbulnya kutil-kutil yang banyak dan diikuti oleh cairan berbau menandakan adanya virus condyloma. Biasanya ibu hamil sering terjangkit oleh virus ini. VIrus yang dapat ditularkan oleh hubungan seks yaitu virus herpes. Cirinya adanya luka yang melepuh di sekitar lubang vagina, terasa panas dan menimbulkan rasa gatal. Kanker mulut rahim yang sangat berbahaya bagi kaum wanita dapat di picu oleh keputihan yang disebabkan oleh keputihan akibat virus.


Mencegah Keputihan

·         Bersihkan selalu organ intim anda. Bersihakan dengan menggunakan pembersih yang tidak menyebabkan gangguan kestabilan pH pada daerah vagina anda. Gunakan produk pembersih terbuat dari bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar susu dapat menjaga pH seimbang juga meningkatkan flora dan bakteria yang tidak bersahabat dapat ditekan. Penggunaan sabun antiseptik kurang baik bagi vagina dalam jangka panjang, karena bersifat agat keras.
·         Jangan menggunakan bedak atau serbuk yang bertujuan membuat vagina harum atau kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini mudah terselip dan tidak dapat terbersihkan, sehingga mengundang datangnya kulat pada vagina.
·         Keringkanlah selalu vagina anda setelah mandi, lap vagina sebelum anda berpakaian
·         Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk membawa cadangan guna berjaga-jaga jika panty anda perlu diganti
·         Gunakan pakaian luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu seirng menggunakan celana luar yang ketat, hal ini dapat menyebabkan sirkluasi di daerah kewanitaan terganggu.
·         Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu menyerap keringat.
·         Saat period, seringlah anda mengganti pad
·         Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, janga digunakan terlalu lama.
·         Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran anda sejenak. Karena stress juga dapat memacu keputihan
·         Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan banyak mengeluarkan keringat, atau jika sudah melakukan aktivitas tersebut, segera mandi dan bersihkan tubuh anda khususnya daerah kemaluan.

Malangnya ibu pernah merasa keputihan ini..lama dah tak dtg keputihan y teruk ni tp nasib baik lah ada ALFAFA SHAKLEE, terus ibu telan 10 biji sehari dan air putih banyak2 supaya cepat ia meresap dan bertindak balas melawan kulat itu. fuhhhh....memang mengganggu hubungan walau si dia xkomlpen tp kita terasa malu! so say no tu keputihan, jaga kebersihan, amik lah ape2 suppliment y boleh jaga diri n dalaman kita.
anda mengalami juga?? Meh pm z yer...0134576329! Tak sampai 60 pon harga....


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kenapa Perlu lakukan Angiogram untuk pesakit jantung?

Kudis Api Impetigo pula datang pada Umar.

Merawat Anak Demam Chicken Pox